Posted by : Unknown Rabu, 23 Oktober 2013

Ingin Hidup Sejahtera, Lindungi Lima Hal Print E-mail
Dimensi – Balipost Minggu, 18 April 2010
Ingin Hidup Sejahtera, Lindungi Lima Hal
Oleh : Drs. Ketut Wiana, M.Ag.
Dahrrnam dhanam ca dhanyan ca,
guror vacanam ausadham,
sugritah ca kartavyam,
anyatha tu jivati
[Canakya Nitisastra, XII. 18]
Dimensi – Balipost Minggu, 18 April 2010
Ingin Hidup Sejahtera, Lindungi Lima Hal
Oleh : Drs. Ketut Wiana, M.Ag.
Dahrrnam dhanam ca dhanyan ca,
guror vacanam ausadham,
sugritah ca kartavyam,
anyatha tu jivati
[Canakya Nitisastra, XII. 18]
Maksudnya: Kalau ingin hidup sejahtera lindungi dan peliharalah agama yang dianut (dharma), kekayaan (dhana) bahan makanan (dhanyan). Kata-kata bijak guru (guru vacana) dan kesehatan (ausadha). Kalau hal ini tidak dipelihara baik-baik hidup sejahtera itu tidak akan pernah didapatkan.
Setiap orang yang hidup di bumi ini pasti mengharapkan hidup aman damai dan sejahtera. Lebih-lebih dalam Manawa Dharmasastra I.89 menyatakan: Pajanam raksanam danam... Maksudnya, para ksatriya (pemerintah) agar senantiasa mengupayakan rasa aman dan damai (raksanam) serta hidup sejahtera (danam) bagi masyarakat (praja). Ini artinya para ksatriya yang duduk di pemerintahan negara agar menciptakan iklim untuk mendorong masyarakat mendapatkan rasa aman damai dan sejahtera.
Untuk itu pemerintah bersama masyarakatnya dengan koordinasi yang termanegemen dengan baik mengupayakan untuk melindungi lima hal. Lima hal yang wajib dilindungi itu dinyatakan dalam Canakya Nitisastra XIV. 18 sbb: Agama (dharma), kekayaan (dhana), bahan makanan (dhanyan), kata-kata bijak guru (guru vacana) dan sistem memelihara kesehatan (ausada) dengan cara benar, baik dan tepat. Lima hal itu adalah:
Agama: Lindungi dan peliharalah agama yang dianut dengan benar, baik dan tepat. Gunakanlah agama yang dianut untuk menguatkan kepercayaan atau sraddha dan bhakti kita kepada Tuhan.
Daya gunakanlah kepercayaan dan bhakti kita pada Tuhan untuk menguatkan daya spiritual untuk meningkatkan kwalitas moral dan daya tahan mental dalam menghadapi berbagai dinamika dan hiruk pikuknya kehidupan. Kehidupan modern semakin membutuhkan moral yang luhur dan daya tahan mental yang semakin kuat. Kualitas dan intensitas godaan hidup di zaman global ini semakin meningkat.
Agama harus dijadikan kekuatan untuk mengantisipasi godaan-godaan tersebut. Dengan demikian agama akan memberi kontribusi positif pada kehidupan individu dan kehidupan bersama di bumi ini. Kontribusi positif kehidupan dan agama dapat memberikan arah pada dinamika hidup ini kearah yang baik, benar, tepat dan produktif dalam artian menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai material secara seimbang dan kontinyu.
Agama seyogyanya berkontribusi mengatasi berbagai kekerasan dan sifat-sifat kasar yang dipentaskan oleh berbagai individu dan kelompok dengan mengatasnamakan agama. Agama jangan dirumuskan menjadi berbagai kewajiban yang ruwet dan memberatkan kehidupan. Jangan agama dijadikan dasar membuat berbagai kegiatan yang boros sumberdaya alam, boros finansial, boros waktu, tenaga dan membuat lalu lintas terganggu.
Justeru penerapan agama hendaknya diterapkan sesuai dengan yang diajarkan dalam kitab suci untuk mengatasi hal-hal yang disebutkan itu. Kalau agama diterapkan sesuai dengan petunjuknya dalam kitab suci pasti akan memberikan kontribusi positif dalam hidup ini.
Dhana adalah aset yang dimiliki agar dilindungi dan dipelihara dengan sebaik-baiknya untuk menjadi sarana menguatkan upaya manusia mewujudkan tujuan hidup mencapai tujuan hidup. Dalam Sarasamuscaya 177 dan 178 dinyatakan bahwa kegunaan dhana itu untuk dinikmati dan di-danapunia-kan. Medanapunia itu bukan berarti diberikan pada orang dengan sembarangan.
Bhagawad Gita XVII. 20 menyatakan danapunia itu dilakukan dengan dasar desa, kala, patra. Sarasamuscaya 271 menyatakan: Ikang artha danakena ri sang patra, patra ngaran sang yogia wehana dana. Artinya : artha itu hendaknya di-danapunia-kan pada Sang Patra. Patra namanya orang baik yang seyogianya diberikan dana punia. Ini artinya dana punia itu harus diberikan pada orang yang tepat.
Dhanyan artinya bahan makanan. Hal ini harus dijaga dan dilindungi baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Industri makanan banyak sekali dijumpai sudah merusak makanan menjadi racun demi keuntungan bisnis semata. Banyak makanan dirusak dengan diisi zat kimia berbahaya. Demikian juga dalam industri makanan sering dijumpai antara label pada kemasannya dan isinya di dalam berbeda dari segi kuantitas dan kualitas.
Padahal dalam Mantra Weda dinyatakan tidak boleh menipu langganan dan memalsu barang dagangan itu suatu perbuatan dosa menurut Weda. Dalam berbagai pustaka Hindu banyak sekali dibahas masalah makanan ini. Karena untuk hidup sejahtera dimulai dari makan dengan cara yang benar, baik dan tepat. Kalau menyikapi makanan ini salah caranya maka makanan itulah yang akan membuat hidup seseorang menjadi sengsara. Bhagawad Gita XVII, 8-10 ada dijelaskan tentang tiga jenis makanan yaitu satvika, rajasika dan tamasika ahara. Makanan yang ideal adalah makanan yang satvika.
Guru vacana artinya kata-kata bijak dari guru suci. Dalam Wrehaspati Tattwa 26 ada dinyatakan: Kawarah sang Hyang Aji kaupapatyan de sang guru agama ngaran. Artinya apa yang dinyatakan oleh kitab suci dan diajarkan oleh guru itulah agama namanya. Sarasamuscaya 181 juga menyatakan bahwa: Agama ngaran kawarah sang Hyang Aji. Agama namanya apa yang dinyatakan oleh kitab suci. Dan mantra Weda sabda Tuhan itu dipelajari oleh guru atau rsi dan terus dirumuskan kembali oleh para rsi menjadi kata-kata bijak.
Kata-kata bijak yang disebut juga subha sita inilah yang harus disosialisasikan oleh guru. Kata-kata bijak guru (subha sita) ini dalam Canakya Nitisastra XIII.21 disebut sebagai salah satu tiga ratnapermata bumi. Dua yang lainnya adalah air dan tunbuh-tumbuhan bahan makanan dan obat-obatan. Subha sita inilah yang seyogianya dipelihara oleh umat manusia sebagai sesuluh kehidupan. Manusiapun dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan cara makannya yaitu yogi makan sekali sehari, bhogi makan dua kali sehari dan rogi makan hanya berdasarkan dorongan hawa nafsu belaka.
Ausada artinya sistern pemeliharaan kesehatan. Untuk hidup sejahtera menurut Ayur Weda ada tiga yang wajib dikelola dengan sebaik-baiknya yaitu ahara makanan dengan konsep yang benar dan tepat. Wihara gaya hidup yang cerdas dan tepat dan ausada artinya mengelola sistem kesehatan jasmani dan rohani agar senantiasa sehat dan bugar. Kesehatan adalah suatu kekayaan yang paling tinggi nilainya dalam hidup. Karena itu managemenlah sikap hidup sehat agar senantiasa dilakukan dengan penuh disiplin. Baik menyangkut soal makanan dan gaya hidup. Kalau makanan dan gaya hidup ini dapat dikelola dengan sebaik-baiknya maka hidup sehat dan sejahtera yakin akan dapat diwujudkan. [dimensi – balipost minggu].
sumber:http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1586&Itemid=96

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

SELAMAT DATANG DI BLOG SUGITA WIBHUSHAKTI
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

- Copyright © SUGITA WIBHUSHAKTI -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -