Posted by : Unknown
Rabu, 23 Oktober 2013
Membalas Budi Orangtua |
Membalas Budi Orangtua
Kehidupan
setiap orang di permukaan bumi ini tidak lepas dari peranan orangtua.
Tanpa orangtua, entah apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Di usia
dewasa, kita menyadari betapa banyak hal yang telah dilakukan oleh para
orangtua kepada anak-anaknya. Semuanya dilakukan dengan penuh perhatian,
penuh kasih sayang dan penuh pengorbanan.Segala pengorbanan, perhatian, dan kasih sayang orangtua tidak pernah bisa dihitung. Secara materi kita bisa menghitung berapa banyak biaya yang telah kita habiskan dalam kehidupan ini, sejak kecil hingga dewasa, sejak masih di dalam kandungan hingga bisa mandiri sebagai orang yang berpenghasilan secara ekonomi. Dengan pendapatan yang kita peroleh, jumlahnya mungkin bisa terpenuhi namun masih banyak kondisi dan situasi yang tidak bisa dihitung secara nominal.
Dalam satu kesempatan, seperti yang tercatat dalam Anggutara Nikaya, Buddha menyampaikan bahwa ada dua orang yang tidak pernah bisa dibalas budinya di dunia ini. Kedua orang tersebut adalah ayah dan ibu kita masing-masing--kedua orangtua kita sendiri.
Dalam kesempatan tersebut Buddha berpesan: “Walaupun seseorang memanggul ibunya di satu bahu dan ayahnya di bahu lainnya, dan saat melakukannya ia hidup seratus tahun, mencapai usia seratus tahun; dan jika ia melayani dengan mengusapi mereka dengan minyak balsam, memijit, memandikan, dan menguruti kaki dan tangan mereka, dan seandainya mereka membuang air besar di situ sekali pun, belumlah cukup yang dilakukannya terhadap orangtuanya dan belum membalas budi mereka. Kedati pun seseorang menempatkan orangtuanya sebagai raja dan penguasa agung atas bumi yang begitu kaya dengan ketujuh hartanya, belumlah cukup yang dilakukannya dan ia belum membalas bumi mereka. Mengapa? Orangtua sungguh berjasa terhadap anak-anaknya; mereka membesarkannya, memberi makan dan menunjukkan dunia kepadanya.”
Bagaimana cara untuk membalas budi atas kebajikan dan kebaikan yang telah dilakukan oleh orangtua kita? Sang Buddha juga memberikan tips yang sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan. “Seseorang yang mendorong orangtuanya yang tidak percaya, menempatkan dan mengukuhkan mereka dalam keyakinan; seseorang yang mendorong orangtuanya yang tidak bermoral, menempatkan dan mengukuhkan mereka dalam disiplin moral; seseorang yang mendorong orangtuanya yang kikir, menempatkan dan mengukuhkan mereka dalam kedermawanan; seseorang yang mendorong orangtuanya yang gelap batin, menempatkan dan mengukuhkan mereka dalam kebijaksanaan--orang seperti ini, para bhikkhu, telah melakukan cukup untuk orangtuanya. Ia membalas budi mereka dan lebih dari membalas budi mereka atas apa yang telah mereka lakukan.”
Cara yang telah ditunjukkan oleh Buddha Gotama sebenarnya cara yang mudah dan ringan untuk bisa membalas budi orang tua. Anda mungkin tidak bisa melakukan sendiri. Kadang-kadang ada orangtua yang tidak bisa diberikan nasihat atau saran oleh anak-anaknya. Orangtua tetap menganggap anaknya --walaupun sang anak sudah dewasa--sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Ada orangtua yang tidak mau digurui oleh anaknya, merasa anaknya lebih sombong dan memerintah orangtuanya.
Salah satu cara bijak bagi anak-anak adalah mengajak orangtuanya untuk datang ke vihara. Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjemput orangtua (bila tidak tinggal serumah) dan mengajaknya pergi ke vihara. Ajak mereka untuk bersama-sama membaca paritta dan artinya. Bukan kita yang mengajari orangtua namun dengan membaca dan mendengarkan sendiri ajaran yang ada dalam partta suci maupun ceramah Dhamma.
Ajak orangtua kita untuk melakukan kebaikan dalam hidup ini dengan menjalankan sila--latihan kemoralan. Dalam kebaktian yang dihadiri bhikkhu, akan berlangsung tuntunan pancasila. Kita juga mengajaknya berbuat baik dengan berdana atau melakukan kebajikan lainnya setiap minggu.
Bila ada kesempatan, arahkan orangtua untuk melatih diri dengan mengikuti latihan meditasi secara intensif. Latihan meditasi akan memberikan manfaat bagi kebahagiaan di hari tua. Pikirannya menjadi tambah tenang, tidak gelisah dan kuatir dalam menghadapi usia tua dengan segala permasalahan yang mungkin muncul. Badannya akan bertambah sehat karena pengaruh pikiran yang tenang. Mereka akan bisa menghadapi hidup lebih tenang dan bahagia di usia senja.
Yang perlu dilakukan hanyalah sebuah langkah kecil dalam kehidupan ini. Memberikan perhatian kepada orangtua kita dengan mengajak mereka ke vihara dan bersama-sama berbuat baik. Anda memberikan yang terbaik dalam hidupnya dan sekaligus berbuat baik untuk diri sendiri.
Tidak ada salahnya Anda mencoba ketika orangtua kita masih bersama dengan mereka. Lakukan langkah kecil ini. Mudah-mudahan Anda belum terlambat.
[Buddha Wacana – Balipost Minggu, 13 Maret 2011 – Dhana putra].
sumber:http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1821&Itemid=96